Friday, 1 July 2011

Kebahagiaan dapat membunuh seseoran





alt













 Kebahagiaan berlebih dapat membunuh seseorang, ungkap sejumlah ilmuwan, setelah menemukan bahwa orang yang terlalu suka cita mati lebih muda dibandingkan dengan rekan sebaya mereka yang hidup biasa-biasa saja. Para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang dinilai ‘sangat ceria’ di sekolah mati lebih muda dibandingkan dengan mereka yang lebih pendiam. Hal ini karena mereka cenderung menjalani kehidupan lebih, tanpa perawatan sehingga penuh bahaya dengan pilihan gaya hidup yang tidak sehat. Mereka juga lebih rentan mengalami gangguan mental seperti depresi bipolar dari kebiasaan dalam kehidupan bahagia yang secara tiba-tiba dirundung kesedihan. Bahagia berlebihan—terutama pada saat yang tidak tepat—juga dapat membangkitkan kemarahan orang lain, sehingga cenderung disakiti orang lain.

Penelitian ini dilakukan di berbagai universitas, dengan menganalisa secara detail anak-anak usia 20-an hingga usia lanjut. Mereka menemukan anak usai sekolah yang dilaporkan memiliki kecenderungan ‘ceria berlebih’ lebih rentan mati muda dibandingkan teman sekelas mereka yang lebih pendiam.
Para peneliti juga menemukan bahwa mencoba terlalu bahagia seringkali berakhir dengan ditinggalkan orang sehingga merasa lebih tertekan dari sebelumnya. Upaya memperbaiki suasana hati seringkali membuat orang merasa tertipu. Beberapa artikel majalah yang menawarkan tip tentang bagaimana caranya menjadi bahagia juga disalahkan atas memburuknya kondisi depresi modern. Sebuah penelitian meminta peserta untuk membaca artikel yang menawarkan cara untuk meningkatkan suasan hati dan mengikuti salah satu tip yang ditawarkan untuk melihat seberapa efektif tip tersebut. Peserta kemudian mengikuti nasehat yang ditawarkan—seperti menonton sebuah film bagus. Seringkali peserta terlalu terkonsentrasi untuk menenangkan suasan hati dibandingkan membiarkannya secara alami.

Hal ini berarti bahwa pada saat film berakhir, mereka seringkali merasa marah dan tertipu oleh saran yang diberikan, sehingga menempatkan mereka dalam suasana hati yang lebih buruk dibandingkan tatkala mereka mulai menonton. Namun, hasil penelitian, yang diterbitkan dalam jurnal Perspectives on Psychological Science, mengungkapkan bahwa kunci kebahagiaan sejati jauh lebih sederhana, yaitu menjalin hubungan bermakna dengan teman dan seluruh anggota keluarga.

Prof. Juni Gruber, penulis dari departemen psikologi, Universitas Yale, mengatakan, orang yang aktif berupaya untuk menjadi bahagia, “Bila anda melakukannya dengan motivasi atau harapan bahwa segala sesuatunya harus membuat anda bahagia, dapat mengakibatkan anda kecewa dan kebahagiaan anda melemah.”  “Prediktor paling kuat dari kebahagiaan bukanlah uang atau pengakuan eksternal melalui kesuksesan atau ketenaran. Hal tersebut hanya memiliki hubungan sosial yang bermakna.”  “Itu berarti, cara terbaik untuk meningkatkan kebahagiaan anda adalah berhenti mengkhawatirkan tentang bagaimana menjadi bahagia dan sebagai gantinya anda alihkan energi anda untuk memelihara ikatan sosial yang anda miliki dengan orang lain.”

No comments:

Post a Comment